Manjadi Anggota Dewan tidaklah Mahal
23.58caleg bekasi 2019 - Jakarta/KPA: 26 Februari 2013, tempo.co membuat satu diskusi di cafe Eatlogy. Acara yang bertopik “Caleg Aktivis Versus Calon legislatif Artis ini di hadiri oleh Idham Arsyad, Dimas Oki serta Wanda Hamidah menjadi narasumber.
Idham salah satunya dewan ahli Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) menjelaskan jika menjadi seseorang anggota dewan memang memerlukan cost, tapi itu bukan modal penting. “Besarnya modal menjadi seseorang anggota dewan karena mereka jauh dari rakyat hingga untuk memenangi kursi di Senayan mereka lakukan money politik. Berikut yang mengakibatkan cost jadi bengkak”, lanjut Idham.
Menurut Dimas, dosen Airlangga, calon yang mempunyai rekam jejak menjadi aktivis memang seharusnya di dukung sebab mereka sudah teruji berusaha bersama dengan rakyat. Diluar itu, Dimas ikut menjelaskan jika “sistem saat ini yang jadikan partai politik menjadi hanya satu jalan untuk ke arah kekuasaan sudah tutup keterwakilan politik rakyat kecil seperti petani, nelayan serta buruh. Semestinya kita mesti kembalikan manfaat Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) seperti di jaman Soekarno.
Tidak hanya dari cost politik yang mahal, anggota dewan ikut minim prestasi. Menjadi buktinya ialah anggota dewan seringkali mangkir dalam rapat-rapat. Telah dua bulan ini DPRD Jakarta belum pernah rapat sebab repot berkampanye, papar Wanda Hamidah yang disebut anggota DPRD.
Untuk meminimalkan caleg yang tidak menepati janjinya jadi rakyat atau pemilih mesti membuat kesepakatan hitam diatas putih. Perihal ini mempunyai tujuan untuk memberi tanggung jawab kepribadian pada anggota dewan yang dipilih kelak, papar Idham, caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Untuk saat ini uang sudah menaklukkan jujur dan berkarakter kuat, ideologi serta prestasi.AGP.
0 komentar